BEST PROFIT - Jane Cunneen, ilmuwan dari Universitas Curtin Fakultas Teknik dan Sains di Bentley, Australia Barat mengungkapkan mengapa tsunami yang menghantam Palu Jumat lalu mengakibatkan kerusakan cukup besar.
Menurut para ilmuwan, kerusakan akibat tsunami yang muncul setelah gempa berkekuatan 7,4 skala Richter itu jauh lebih besar lantaran faktor lain, yaitu teluk yang sempit dan panjang sehingga menciptakan gelombang ombak yang cukup tinggi. "Gelombang ombak setidaknya mencapai dua hingga tiga meter dan ada kemungkinan bisa dua kali lebih tinggi," kata Cunneen, seperti dilansir laman Channel News Asia, Selasa (2/10). BESTPROFIT Menurut ilmuwan yang juga arsitek dari sistem peringatan dini tsunami di Samudera Hindia itu, dari skala gempa yang terjadi seharusnya tsunami yang muncul tidak sebesar itu. Ilmuwan lain, Baptise Gombert, dari Departemen Ilmu Kebumian di Universitas Oxford, menjelaskan penyebab terjadinya tsunami. PT BESTPROFIT "Dalam banyak kasus, tsunami dipicu oleh apa yang disebut gempa thrust. Gempa thrust itu menyebabkan permukaan dasar samudera bergeser secara vertikal," kata Gombert. Tsunami Palu dipicu oleh patahan akibat beradunya dua lempeng hingga lempeng yang satu terdorong ke atas atau ke bawah dibanding lempeng yang menabraknya di sepanjang permukaan horizontal dasar laut. "Patahan akibat tumbukan itu kecil kemungkinan memicu tsunami karena permukaan dasar laut tidak terangkat terlalu besar," kata Cunneen. Jadi apa yang menyebabkan tsunami Palu menimbulkan kerusakan yang parah? Sedikitnya ada tiga faktor, kata ahli kepada kantor berita AFP. Yang pertama adalah panjangnya kanal lautan yang berujung daratan tempat lokasi kota Palu. "Bentuk teluk yang seperti itu menjadi faktor kuat memperbesar ukuran ombak," kata Anne Socquet, ahli gempa dari Institut Ilmu Pengetahuan Bumi di Grenoble. "Teluk seperti itu menjadi seperti corong tempat masuknya gelombang tsunami." Karena teluk itu sempit dan kian dangkal, maka air pun terdorong dari bawah dan memenuhi semua sisi teluk di saat yang sama. Faktor kedua adalah ukuran dan lokasi gempa. Gempa skala 7,5 skala Richter termasuk lindu yang kuat dan hanya beberapa kali tercatat dalam setiap tahun. "Gempa yang menghantam Palu juga cukup dangkal, sehingga memicu pergeseran permukaan dasar laut yang lebih besar," kata Gombert. Yang lebih parah lagi adalah jarak pecahnya gelombang tsunami itu cukup dekat ke daratan, ketinggian gelombang belum surut ketika sampai di pesisir. Dan terakhir, bukti tidak langsung mengisyaratkan tsunami diperbesar oleh terjadinya longsoran di dasar laut. "Gempa itu kemungkinan menyebabkan longsoran bawah laut di dekat mulut teluk atau bahkan di dalam teluk," kata Cunneen. Semua faktor itu menjelaskan mengapa gelombang tsunami lebih besar di dekat Palu ketimbang di daerah sekitarnya. "Kejadian semacam itu sulit diprediksi dengan sistem peringatan tsunami yang kita miliki saat ini karena hanya mengandalkan estimasi dari kekuatan gempa dan lokasi," jelas Cunneen. Sumber: merdeka.com
0 Comments
Leave a Reply. |
BPF NEWSPT BESTPROFIT FUTURESArchives
September 2023
Categories
All
|