Foto: Shutterstock/Jakarta, CNBC Indonesia - Obligasi atau sukuk, adalah salah satu kelas aset investasi yang bisa menghasilkan pendapatan pasif layaknya deposito. Karena itulah aset yang satu ini kerap disebut dengan istilah instrumen pendapatan tetap.
Obligasi seringkali disebut sebagai surat utang karena instrumen yang satu ini memang berbasis utang. Namun sukuk, lebih sering disebut surat berharga lantaran dalam syariat Islam, bunga atas utang adalah suatu hal yang dilarang. Maka dari itu, istilah "pembiayaan" lebih tepat digunakan untuk instrumen syariah ini. Sebagai investor, kita tentu bisa membeli obligasi dan suku. Namun konsekuensinya adalah, kita hanya bisa melakukannya dengan cara lumpsum atau sekali bayar. Ketika modal investasi kita pas-pasan, maka imbal hasil yang didapat dari instrumen ini juga tidak menarik. Adapun cara lain untuk bisa memiliki instrumen keuangan dengan imbal hasil mirip dengan obligasi atau reksa dana adalah dengan membeli reksa dana pendapatan tetap. Reksa dana pendapatan tetap adalah reksa dana yang sebagian besar portofolionya didominasi instrumen pendapatan tetap, baik itu sukuk maupun surat utang jangka panjang. Dengan ini, Anda tentu bisa mendapatkan portofolio investasi dengan return yang mirip instrumen pendapatan tetap terkait. Secara jenisnya, reksa dana pendapatan tetap tentu ada yang berjenis syariah, berbasis sukuk, maupun yang konvensional. Namun secara komposisi obligasinya, ada pula yang didominasi Surat Berharga Negara (SBN) atau Surat Utang Korporasi. Kedua hal tersebut tentu akan mempengaruhi risiko dari reksa dana pendapatan tetap yang bersangkutan. Ketika sebagian besar aset yang ada di reksa dana itu adalah SBN, maka fluktuasi nilai reksa dana tersebut akan terlihat fluktuatif lantaran SBN merupakan aset yang aktif diperdagangkan di pasar sekunder. Sementar itu obligasi korporasi juga kerap diperdagangkan, namun volumenya tidak sebesar SBN. Jika Anda membeli obligasi secara langsung, maka usai obligasi jatuh tempo, investasi Anda akan selesai dan modal Anda akan dikembalikan. Namun jika Anda membelinya lewat reksa dana, obligasi-obligasi jatuh tempo yang ada di portofolio akan diganti oleh obligasi baru oleh manajer investasi pengelola reksa dana itu. Pada intinya, reksa dana maupun obligasi langsung adalah sama-sama instrumen investasi yang baik. Hanya saja, peruntukkan investasi ini cukup berbeda.
0 Comments
Leave a Reply. |
BPF NEWSPT BESTPROFIT FUTURESArchives
September 2023
Categories
All
|