Foto: Bazar Takjil Ramadhan. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)Jakarta, CNBC Indonesia - Tren konsumsi di bulan Ramadan diperkirakan akan naik tahun ini, ditopang sektor makanan dan minuman. Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro memaparkan data Mandiri Spending Index menunjukkan data belanja masyarakat ke supermarket dan ke restoran sudah mencapai lebih dari 40%
"Padahal Januari 2023, itu masih di bawah 40%, sekitar 30%. Jadi dari sisi konsumsi itu masyarakat semakin defensif. Semakin terkonsentrasi belanja yang makanan aja," kata Asmo di Jakarta, Senin (19/3/2024). Kendati demikian Asmo menyebut keuntungan para pengusaha makanan dan minuman kemungkinan akan tergerus. "Cuma sekarang kan pengusaha itu kan, game-nya adalah bagaimana dia managing cost kan. Sekarang kan cost-nya jadi naik tuh. Nah, di saat yang bersamaan, itu kan harus manage daya beli juga. Makanya tuh kayaknya pengusaha-pengusaha kayak makanan minuman itu akan kegerus juga tuh marginnya tuh. Ya, di tahun ini. Jadi karena gak bisa sembarangan naikin harga ini kan, makanan olahan juga gitu," jelasnya. Kemudian, Asmo menyebut data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) menunjukkan bahwa pertumbuhan konsumsi kelompok masyarakat kelas menengah (desil 40 hingga 80) di bawah rata-rata konsumsi nasional. Sementara itu, konsumsi kelompok menengah ke bawah (desil di bawah 40) masih tinggi, dan konsumsi kelas atas (desil 90 hingga 100) paling tinggi. "Jadi artinya ini kelas menengahnya masih berada di bawah pertumbuhannya. Jadi kalau misalnya kena pengaruh dari kenaikan harga pangan, dia jadi turun banget drastis tuh konsumsinya," pungkasnya. Sementara itu, data Mandiri Spending Index menunjukkan fenomena makan tabungan masyarakat kelas bawah sudah relatif flat. Ini juga terpengaruh dari bantuan sosial (bansos).
0 Comments
Leave a Reply. |
BPF NEWSPT BESTPROFIT FUTURESArchives
September 2023
Categories
All
|