PT BESTPROFIT FUTURES JAMBI - Kabar menyedihkan menghampiri sektor gerai ritel fashion Tanah Air setelah pengelola Centro Department Store dan Parkson Department Store di Indonesia yakni PT Tozy Sentosa, pailit, di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat (PN Jakpus).
Kepailitan itu terjadi setelah adanya voting dari para kreditornya, di mana Proposal Rencana Perdamaian yang diajukan oleh debitur (PT Tozy/Centro) sebagian besar di tolak oleh para kreditornya, sehingga Centro pailit. Permasalahan yang dialami Centro telah menggunung dari mulai penutupan gerai, gugatan PKPU hingga akhirnya resmi dinyatakan bangkut. PT BESTPROFIT Seperti banyak segmen bisnis lain, industri ritel memang tidak diuntung dengan kehadiran pandemi yang mengharuskan pembatasan sosial dan memaksa tutupnya pusat perbelanjaan selama beberapa saat tahun lalu. Meskipun kondisi pandemi sudah mulai membaik, masyarakat masih waswas untuk berbelanja secara bebas seperti sebelum era pandemi. Pemerintah pun masih tetap menekankan penerapan protokol kesehatan dalam aktivitas sehari-hari. BEST PROFIT Tentu alasan pailit Centro tidak hanya dipengaruhi oleh pandemi atau pergeseran minat belanja konsumen ke platform digital saja, tentu permasalahan keuangan internal juga menjadi kontributor signifikan. Lalu jika Centro harus pailit di tengah kondisi ekonomi yang baru mulai membaik, bagaimana dengan nasib pusat perbelanjaan lainnya? Pendapatan dan laba kompak turun Tiga emiten besar yang memiliki bisnis serupa dengan Centro kompak mencatatkan penurunan pendapatan sepanjang tahun 2020 lalu. Ketiga emiten tersebut adalah PT Plaza Indonesia Realty Tbk (PLIN), PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) dan PT Metropolitan Kentjana Tbk (MKPI). Plaza Indonesia mengalami penurunan terbesar, sepanjang tahun 2020 lalu emiten yang dipimpin oleh Rosano Barack, mertua dari astis dan sosialitas Syahrini ini, membukukan pendapatan sebesar Rp 927 miliar turun 37% dari tahun 2019 yang mencapai Rp 1,47 triliun. Induk Mal Pondok Indah (MKPI) juga mengalami penurunan pendapatan hingga 35% menjadi Rp 1,22 triliun dari semula Rp 1,87 triliun. BESTPROFIT PT BESTPROFIT FUTURES BPF Terakhir dengan total pendapatan paling besar diantara ketiga emiten tersebut, perusahaan yang terkenal dengan kupon belanjanya yakni MAPI juga mengalami penurunan pendapatan 31% dari semula mencapai Rp 21,63 triliun menjadi hanya Rp 14,84 triliun tahun lalu. Total pendapatan MAPI turun 6,79 triliun. Turunnya pendapatan tentu saja mempengaruhi laba bersih perusahaan, dari ketiga emiten tersebut MKPI memiliki kondisi paling baik. Meski laba perusahaan turun drastis hingga 62% menjadi hanya Rp 231 miliar dari semula Rp 615 miliar, setidaknya perusahaan tidak mengalami kerugian. Nasib apes harus dirasakan oleh dua emiten lainnya, Plaza Indonesia membukukan kerugian Rp 575 miliar dari yang semula untung Rp 533 miliar. Sedangkan MAPI mencatatkan total kerugian bersih sebesar Rp 554 miliar dari yang semula memperoleh laba bersih nyaris menyentuh angka triliun, tepatnya Rp 993 miliar tahun 2019. Sumber ; Jakarta, CNBC Indonesia
0 Comments
Leave a Reply. |
BPF NEWSPT BESTPROFIT FUTURESArchives
September 2023
Categories
All
|