Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto) PT BESTPROFIT FUTURES JAMBI - Saham emiten berkapitalisasi besar di atas Rp 100 triliun atau big caps tercatat mengalami koreksi sepanjang tahun ini. Investor cenderung memilih saham-saham dari sektor teknologi, bank digital dan rumah sakit selama masa pandemi dan ada ekspektasi kinerja emiten dari sektor ini akan mengalami pertumbuhan pesat.
PT BESTPROFIT Meski demikian, CEO Finvesol Consulting, Fendi Susiyanto yakin saham-saham berkapitalisasi besar itu akan bisa kembali lagi naik dan punya potensi imbal hasil menarik dalam jangka panjang. Menurutnya, bagi investor jangka menengah-panjang untuk tetap menahan saham emiten besar tersebut. Secara fundamental masih berpeluang membukukan kinerja lebih baik. BEST PROFIT "Investor jangka menengah-panjang sebaiknya ditahan karena secara fundamental masih bagus dan masih memberikan peluang potensial upside sangat besar di atas 25% saham blue chip," jelasnya dalam program InvestTime CNBC Indonesia, Jumat (30/7/2021). Dalam kesempatan yang sama, Fendi juga memberikan informasi mengenai saham di tiga emiten yakni PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR). BESTPROFIT BBCA memiliki harga wajar Rp 38.700 dan saat ini harganya berada di level Rp 29.000. Menurutnya sahamnya memiliki potensial upside hingga 30%. Untuk TLKM, saat ini harganya sekitar Rp3.240 dan harga wajarnya Rp4.300. Jadi memiliki potensial lebih besar yakni berkisar 34%. Sedangkan UNVR mengalami tekanan cukup dalam, dengan saat ini ada di harga Rp 4.220 dan memiliki harga wajar Rp 5.950. Ada potensial upside hingga 40%. Untuk UNVR, dari awal tahun mengalami penurunan yang sangat signifikan. Misalnya pada Januari lalu sempat berada di level tertingginya hampir Rp8.000 namun saat ini berada di level Rp 4.200. Dengan keadaan seperti itu, dia juga memberikan tips bagi investor UNVR. Apabila memiliki tujuan untuk jangka waktu satu tahun ke depan, sebaiknya melakukan averaging down. "Kalau melihat tentu saja trading purpose awalnya yang tadi beli di harga Rp 9.000an atau di Rp 7.000-an tentu saja kalau trading purposes ada cut loss level saat itu, sudah dilepas dulu. Kalau tujuan investment jangka waktu katakanlah satu tahun ke depan minimum dilakukan averaging down secara hati-hati," kata dia. PT BESTPROFIT FUTURES Menurutnya pilihan averaging down masih bagus untuk UNVR, sebab secara fundamental masih sangat bagus. Ini berbeda jika dilakukan pada fundamental yang tidak bagus karena akan menjadi keputusan yang kurang baik. Dengan harga wajar Rp 5.950, menurutnya punya alasan kuat melakukan average down. "Itupun asumsi kita masih punya capital, tapi alau anggep saja sudah habis lagi lebih baik hold. Karena kita cukup yakin nilai fundamental yang cukup bagus. Kecuali di tengah jalan ada informasi atau secara fundamental ada perkembangan terbaru yang kurang menggembirakan akan review kembali," jelasnya. BPF sUMBER : Jakarta, CNBC Indonesia
0 Comments
Leave a Reply. |
BPF NEWSPT BESTPROFIT FUTURESArchives
September 2023
Categories
All
|