Suasana gedung perkantoran di Jakarta. (Foto: Beritasatu Photo/Joanito De Saojoao)PT BESTPROFIT FUTURES JAMBI - Bank Dunia memangkas perkiraan pertumbuhan globalnya untuk 2022 dan 2023, dan memperingatkan bahwa kenaikan inflasi, utang, dan ketimpangan pendapatan dapat membahayakan pemulihan ekopnomi di negara-negara berkembang. PT BESTPROFIT Dalam laporan “Prospek Ekonomi Global” Bank Dunia, pertumbuhan global diperkirakan akan melambat 0,2 poin persentase menjadi 4,1% pada 2022 dan 3,2% pada 2023 karena semakin banyak negara mulai melepaskan dukungan kebijakan fiskal dan moneter yang bertujuan untuk mengatasi dampak dari pandemi virus corona. Proyeksi tersebut berdasarkan pemulihan yang kuat dalam pertumbuhan global karena permintaan melonjak setelah lockdown terkait Covid dicabut. Bank Dunia memperkirakan ekonomi dunia tumbuh 5,5% pada tahun 2021. BEST PROFIT Perekonomian utama termasuk Amerika Serikat, Tiongkok, dan negara-negara di Eropa diperkirakan akan melambat tahun ini. Bank Dunia menambahkan bahwa kenaikan infeksi Covid, karena varian Omicron yang sangat menular, kemungkinan akan mengganggu kegiatan ekonomi dalam waktu dekat dan dapat memperburuk proyeksi pertumbuhan jika terus berlanjut. PDB Indonesia diperkirakan tumbuh 3,7% pada 2021, atau 0,7 poin persentase lebih rendah dari proyeksi sebelumnya pada Juni 2021. PDB 2022 diperkirakan tumbuh 5,2% atau 0,2 poin persentare lebih tinggi dari proyeksi Juni. PDB 2023 diproyeksikan 5,1%. BESTPROFIT Gangguan rantai pasokan yang sedang berlangsung, meningkatnya tekanan inflasi, dan meningkatnya tingkat kerentanan keuangan di sebagian besar dunia dapat meningkatkan risiko "pendaratan keras", Bank Dunia memperingatkan. Pendaratan keras mengacu pada perlambatan ekonomi yang tajam setelah periode pertumbuhan yang cepat. Bank Dunia adalah lembaga global besar pertama tahun ini yang mengeluarkan proyeksi pertumbuhan. Dana Moneter Internasional diperkirakan akan merilis pembaruan Outlook Ekonomi Dunia pada 25 Januari, Reuters melaporkan. PT BESTPROFIT FUTURES BPF Pertumbuhan di Tiongkok akan berkurang dari sekitar 8% pada tahun 2021 menjadi 5,1% tahun ini, sebagian karena efek pandemi yang masih ada serta pengetatan peraturan tambahan dari Beijing, menurut Bank Dunia. Ekonomi maju diperkirakan akan melambat dari 5% pada tahun 2021 menjadi 3,8% pada tahun 2022, yang menurut Bank Dunia “cukup untuk mengembalikan output agregat ekonomi maju ke tren prapandemi pada tahun 2023 dan dengan demikian menyelesaikan siklus pemulihan.” Di sisi lain, produksi negara berkembang diperkirakan akan melemah akibat pandemi. Arah pertumbuhan negara berkembang tidak akan cukup kuat untuk mengembalikan investasi atau output ke tingkat pra-pandemi pada tahun 2023, menurut laporan itu. Negara berkembang diperkirakan akan melambat dari perkiraan 6,3% tahun lalu menjadi 4,6% pada 2022. Untuk beberapa negara kecil atau bahkan negara yang sangat bergantung pada pariwisata, output ekonomi diperkirakan akan tetap di bawah tingkat pra-pandemi, kata Bank Dunia. Jakarta, Beritasatu.com
0 Comments
Leave a Reply. |
BPF NEWSPT BESTPROFIT FUTURESArchives
September 2023
Categories
All
|