Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono mengumpulkan petinggi partai untuk rapat darurat di kediamannya, kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (9/8). Namun, para elite partai berlambang mercy itu terlihat keluar dari kediaman SBY satu persatu pada sekitar pukul 14.30 WIB.
Pantauan merdeka.com, Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat Amir Syamsuddin menjadi petinggi Demokrat pertama yang keluar dari rumah di jalan Mega Kuningan VII. Menyusul Ketua DPP Demokrat Jansen Sitindaon, Waketum Roy Suryo, Ketua Divisi Komunikasi Publik Imelda Sari, Wasekjen Rachland Nashidik, dan Didi Irawadi. Namun, semua politisi tersebut menolak memberikan pernyataan apa yang tengah dibahas bersama Presiden RI keenam itu. Amir Syamsuddin menyatakan rapat tersebut tengah diskors. "Kita sepakat skors dan memang tidak ada hal yang layak. Kami skors rapatnya, beberapa saat. Sabar nanti dilanjutkan," kata Amir saat ditemui. Menurutnya, rapat tersebut masih akan berlanjut sampai malam nanti. Namun, Amir tidak menyebutkan kapan penundaan itu dicabut. Saat ini semua elite Demokrat diperintahkan agar tidak memberikan pernyataan apapun. "Jangan dipaksakan saya untuk memberikan pernyataan yang sebenarnya sudah sepakat kami tidak ada komentar dan saya tak diberi kewenangan untuk berkomentar. Karena rapat masih akan lanjut," kata dia. Sebelumnya sempat beredar informasi di kalangan wartawan bahwa mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo akan menyambangi kediaman SBY. Namun belum ada pihak yang mengonfirmasi. Nama Gatot juga diisukan menjadi pusat poros ketiga setelah hubungan Gerindra dengan Demokrat retak. Namun, menurut Ketua DPP Partai Demokrat Jansen Sitindaon, tak ada Gatot saat rapat bersama SBY. "Enggak ada," ucapnya. Wasekjen Didi Irawadi juga menampik Informasi keberadaan Gatot. Sebelumnya diberitakan, SBY mengumpulkan para elite partai setelah melakukan pertemuan dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. SBY mendadak langsung memanggil para elite untuk rapat pada pukul 12.30. Hubungan Demokrat dengan Gerindra telah retak. Wasekjen Demokrat Andi Arief ungkap kegeramannya lewat cuitan di Twitter. Dia mengatakan Sandiaga Uno memberikan duit Rp 500 miliar ke PKS dan PAN untuk mengamankan posisi cawapres. Andi menuding Prabowo bermental jenderal kardus lantaran terjadi transaksional dengan parpol koalisi tanpa mendengar Demokrat. Sumber: merdeka.com
0 Comments
Leave a Reply. |
BPF NEWSPT BESTPROFIT FUTURESArchives
September 2023
Categories
All
|